Dalam pelaksanaan nya sholat tersebut semua jamaah diharap pakai masker, dan bawa tikar dan sajadah dari rumah juga bawa uang shodaqoh pesan lewat pengeras suara oleh takmir masjid, sholat berjarak sekitar setengah meter, bagi pria dan yang wanita tdk ada jarak sama sekali seperti biasa nya shof sholat.
Kegiatan ritual keagamaan ini seperti biasanya, jumlah jamaah nya meskipun dalam suasana pandemi covid-19, yang mana pagi perantau tidak bisa pulang sesuai dengan anjuran pememrintah sholat jamaah Iedul Fitri dianjurkan dirumah saja, namun kenyataan nya berjalan biasa semi protikoler.
Sangat disayangkan waktu imam baca surat panjang dan khotabh panjang sekali sholat di mulai jam 06.00 pagi berakhir jam 07.30. jamaah bisa kembali kerumah tanpa bersalaman seperti tahun - tahun sebelum nya.
"Masih bersama Untung slah satu pemuda dari dusun setempat, menuturkan seputar lebaran 1 Syawal 1441 H yang jatuh pada hari Minggu tanggal 24 Mei 2020, agak menurun, meskipun bunyi petasan dan gema takbir tetap berkumandang, karena banyak warga semua unsur kena dampak covid-19 tahun ini," tutunya.
Kebiasaan unjung-unjung pun serasa tidak semarak seperti tahun sebelum nya begitu ramai warga lalu lalang dijalan dari rumah kerumah sanak saudara, akan tetapi sekarang sangat takut adanya Corona meskioun sudah pakai masker, ada yang menutup pintu ada yang open house tidak menghiraukan Corona semua di pasrahkan pada sang penciptaNya.
Semua warga berharap agar situasi covid-19,segera berakhir dan masyarakat bisa beraktifitas seperti biasa normal kembali jadi ekonomi bisa berjalan kembali, agar bisa mengurangi beban Pememrintah karena harus mensubsidi penduduk dengan anggaran ratusan triulyun.( dmw GNN )
