Pembiasaan & Pendampingan Kegiatan ekstrakurikuler pedhalangan kini rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Meski hasilnya belum maksimal, pendekatan ini menjadi wadah yang sangat berarti bagi anak-anak untuk belajar secara menyenangkan. Pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus memang memerlukan kesabaran dan penyesuaian suasana hati. Namun, lewat media wayang kulit, mereka mulai mengenal tokoh-tokoh pewayangan dan memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Lebih dari Sekadar Mengenal Tokoh Wayang Seni budaya wayang kulit bukan hanya mengenalkan nama tokoh dan cerita. Anak-anak juga belajar memainkan wayang, memahami alur cerita, dan mengekspresikan diri melalui gerakan serta suara. Seluruh guru turut mendampingi secara aktif, bahkan Kepala Sekolah pun menunjukkan keteladanan luar biasa dengan menjadi seorang dalang wanita yang sering menerima undangan tampil di acara masyarakat sekitar.
Seni sebagai Jalan Inklusi Kegiatan ini telah mengubah paradigma: anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga menemukan kepercayaan diri. Seni membuka ruang ekspresi, membangun keterampilan motorik dan sosial yang esensial untuk kehidupan mereka kelak. Dengan dukungan dari sekolah, keluarga, dan masyarakat, seni wayang kulit menjadi medium yang powerful untuk menciptakan masa depan yang inklusif dan berdaya.
Harapan Kami Sebagai Kepala SLB Putra Daerah Pucuk, kami berharap inovasi pembelajaran ini terus dikembangkan dan dijadikan bekal hidup bermasyarakat bagi para peserta didik setelah lulus. Kami mengajak semua pihak untuk menjaga eksistensi seni tradisional ini, agar tidak tergeser oleh arus budaya asing. Seperti pepatah Jawa yang mengakar kuat dalam semangat kami:
"Uri-uri Kabudayan Jawi" – Merawat dan melestarikan budaya Jawa adalah bentuk cinta terhadap warisan leluhur yang tak ternilai.