qdxqWFisudm6DGCugNCmxTscxWj4jhGgj3sh0iWz

KAKANKEMENAG KABUPATEN GRESIK : INDONESIA RUKUN DALAM BINGKAI PERSAUDARAAN

GRESIK - gerbangnusantaranews.com 

Momen penting bagi jajaran Kementrian Agama Republik Indonesia, yakni Hari Amal Bakti Depag, menarik bagi awak media GNN untuk melakukan komunikasi dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik Markus, S.Pd, MM.Pd., dan hasilnya Ka kemenag bersedia menuangkan buah karya yang ditulis dalam sebuah artikel sseperti di bawa ini.

INDONESIA RUKUN 
DALAM BINGKAI PERSAUDARAAN 
Oleh : Markus, S.Pd, MM.Pd 
(Kakankemenag Kab. Gresik)

Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia. Demikian salahsatu sambutan Menteri Agama Ri (Kh. Yaqut Cholil Qoumas) Pada Upacara Hari Amal Bakti (Hab) Ke-75 Kementerian Agama Tahun 2021.


“Indonesia Rukun". Menjadi tema Hari Amal Bakti Ke-75 kementerian agama tahun ini (2021). Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi yang dapat didefinisikan saling memahami dan saling mengerti.


Kerukunan umat beragama dan toleransi di Indonesia dapat menjadi jembatan untuk membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Sehingga apabila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi” dan “kerukunan” dalam berbangsa dan bernegara, termasuk dalam beragama adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia dialam semesta terutama di Indonesia yang dekenal dengan bangsa yang beragam.


Indonesia rukun dalam bingkai persaudaraan merupakan nilai yang harus dipegang teguh untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Karena dengan menjadikan kerukunan sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan terasa tentram, damai dan sejahtera.


Tentu semua tahu, bahwa negara indonesia merupakan salahsatu negara yang memiliki pluralitas penduduk yang sangat tinggi, baik dalam hal suku, etnis, budaya, dan agama. memang Khusus mengenai pluralitas agama, akhir-akhir ini sedang menjadi perbincangan diruang publik. Akan tetapi hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk bercerai-berai dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan perbedaan, terutama dalam hal keyakinan. Karena kehadiran Pancasila sebagai ideologi negara telah mengajarkan dan meyakinkan bangsa indonesia, bahwa kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pendiri bangsa (founder of the nation) telah menjadi cermin untuk menjaga nilai-nilai rasa toleransi antar suku, etnis, budaya dan agama, demi menghindari terjadinya konflik yang mengarah pada tindak kekerasan. 


Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi sila pertama telah meneguhkan identitas nasional bangsa indonesia sebagai bangsa yang beragama dan berintegritas. Oleh sebab itu, perbedaan praktek dalam beragama yang diyakini tidak boleh menjadi penyebab terjadinya disintegrasi bangsa.


Namun, meskipun Pancasila menjadi dasar untuk menjadikan Indonesia rukun dalam bingkai persaudaraan, bukan tidak mungkin Pancasila akan dihadapkan pada aspek universalisasi melalui globalisasi dan meningkatnya tekanan partikulasi identitas termasuk dalam beragama. Maka dalam situasi tersebut Pancasila harus tetap dijaga eksistensinya sebagai ideologi bangsa yang mampu membangun persaudaraan untuk menciptakan nilai-nilai persatuan.


Pentingnya membangun kerukunan dalam bingkai persaudaraan melalui pencasila sebagai ideologi bangsa, memerlukan perencanaan yang sistematis, terpadu, terukur dan berkesinambungan dengan pedoman direktif yang jelas. Terutama dalam hal pelayanan publik terhadap masyarakat yang berada dalam naungan kementerian agama. Karena tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan dikementerian agama juga dapat dijadikan salahsatu indikator amal bakhti pemerintah melalui Menteri agama terhadap masyarakat. 


Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (Hab) Ke-75 Kementerian Agama Tahun 2021 ini. Peningkatan pelayanan dalam berbagai sektor yang menjadi tanggung jawab kementerian agama harus dituntaskan melalui pelayanan yang prima, meskipun keberadaan wabah covid.19 belum usai.


Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri agama (K.H. Yaqut Cholil Qoumas)  dalam sambutannya, bahwa samangat baru dalam mengelola kementerian agama dalam bidang manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan. Dalam bidang penguatan moderasi beragama. Penekanannya terletak pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan. Dan Dalam bidang persaudaraan, harus mampu merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.

Baca Juga

Related Posts