Surabaya, GNN
Salah satu bentuk Komitmen PT PLN (Persero) dalam membina masyarakat kawasan pesisir Surabaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, adalah memberikan pendampingan bank sampah.
Dalam kunjungannya, Komisaris PLN, Eko Sulistyo menyampaikan dukungan PLN pada pengelolaan sampah dan penghijauan merupakan bagian dari komitmen PLN dalam menjalankan bisnis yang berwawasan lingkungan. "Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). PLN terus mengembangkan pembinaan kawasan pesisir Surabaya," kata Eko.
Ia juga mengungkapkan, bermula dari kegiatan penanaman mangrove di kawasan Gunung Anyar Tambak pada tahun 2010, PLN UID Jawa Timur kian serius membina kawasan pesisir untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Tidak berhenti pada penanaman mangrove, PLN Peduli kemudian melanjutkan pembinaan kawasan dengan membangun pos pantau, dermaga, kapal motor, pavingisasi dan merintis kegiatan bank sampah.
Menurutnya, bank sampah terbukti efektif untuk mengurangi volume sampah di daerah perairan yang dapat menghambat pertumbuhan mangrove dan mendorong perekonomian masyarakat sekitar, melalui tabungan di bank sampah yang kemudian dimanfaatkan untuk membayar tagihan listrik.
Selanjutnya, pada tahun 2018, Sekolah Sungai mulai dirintis untuk menularkan kepedulian lingkungan kepada anak-anak di daerah pesisir Gunung Anyar Tambak.
“Pendampingan sejak tahun 2010 ini menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan TJSL ini betul-betul memberikan dampak pada lingkungan. Kawasan yang semula dikatakan kumuh dan termarjinalkan kini mendapat perhatian dari berbagai pihak bahkan dunia internasional. Yang menarik adalah internalisasi pentingnya masalah lingkungan kepada anak yang diwujudkan dengan program sekolah sungai, bagus sekali, sehingga hak anak untuk tumbuh, berkembang dan berkreasi terfasilitasi di sini dan PLN ambil bagian di dalamnya,” papar Eko.
Eko pun mengapresiasi kiprah Chusniyati sebagai local hero yang terus mengajak masyarakat sekitar untuk terus sadar akan pentingnya lingkungan. “Pembinaan ini diharapkan mampu mendorong pada kemandirian dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Kaderisasi generasi muda juga perlu dilakukan untuk memastikan program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat berkelanjutan,” ujarnya.
Selaku Pegiat Lingkungan Chusniyati bercerita Bank Sampah Bintang Mangrove saat ini mengelola sampah sebanyak 900 kg hingga 2 ton setiap bulannya dengan dominasi hasil sampah yang berasal dari laut. “Pada tahun 2022 ini, kami tidak hanya melakukan penjualan akhir sampah yang diterima, namun telah mulai merintis kerjasama dengan asosiasi yang melakukan pengolahan sampah plastik menjadi produk daur ulang,” terang Chusniyati.
Chusniyati yang berperan aktif sebagai penggerak masyarakat untuk bersama-sama melakukan perbaikan lingkungan, khususnya kawasan mangrove mengapresiasi program TJSL PLN Peduli tersebut.
“Alhamdulillah PLN telah banyak mendukung kegiatan kami di sini. Mangrove hasil penanaman bantuan dari PLN hingga saat ini dapat tumbuh dengan baik. Pemantauan kawasan mangrove dilakukan secara berkala oleh masyarakat dan nelayan yang turut berperan aktif dalam melakukan pembersihan kawasan mangrove,” imbuhnya. (kj)