Gresik, GNN
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu.
Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidaklah mudah untuk memberantasnya.
Dengan tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien. Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. kesehatan merupakan program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular.
Upaya imunisasi merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost effective.
Upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 5 di seluruh Indonesia. Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak Rubella untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Difteri (TD) pada anak kelas 2 dan kelas 5 SD atau sederajat (MI/SDLB).
Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat (MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Selain itu, berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indionesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Hari ini Puskesmas Mentaras kecamatan Dukun melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tim Kesehatan dari Puskesmas Mentaras dan beberapa personel dibagi beberapa Tim BIAS. Yakni untuk kelas 1 2 dan kelas 5 MINU Alkarimi Tebuwung.
dr. Ahmad Syafi' kepala Puskesmas Mentaras mengatakan, pelaksanaan BIAS. memang perlu diberikan imunisasi terhadap siswa sebagai upaya untuk mencegah berjangkitnya penyakit Campak Rubella, Difteri dan Tetanus
Ia menjelaskan, pemberian imunisasi untuk siswa MI/ SD perlu dilakukan karena sejak anak memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan tingkat kekebalan. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia SD/MI atau sederajat.
“Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Ini diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi diri dari aneka penyakit maka imunisasi ulangan perlu diberikan kembali sampai usia anak sekolah,”jelasnya (4/10/2022)
Program BIAS untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak usia SD/MI terhadap penyakit campak rubella, difteri dan tetanus. “Karena itu para guru dan orangtua perlu memberikan dukungan jika anaknya mendapat imunisasi di sekolah oleh petugas Puskesmas."
"Dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah penerapan untuk hidup sehat dilingkungan sekolah seluruh stekholder sama sama komitmen untuk melaksanakan dan mengamalkanya." Semoga bermanfaat dan bisa menerapkan sebagai tindak lanjut." Tandasnya
Suasana pada saat Bias di kelas menunjukkan kelucuan saat siswa siswi disuntik oleh tim kesehatan ada yang ekspresi biasa berani ada juga yang berekspresi nangis dan takut secara umum pelaksanaan giat bisa di Minu Alkarimi Tebuwung berjalan lancar dan aman. Hadir pada Giat bias adalah kepala madrasah Minu Alkarimi, guru dan Staff TU Minu Alkarimi (Moh Syafik Hoo)