Dari ratusan peserta yang hadir, hampir 75 persennya berasal dari kalangan relawan milenial. Hal ini diungkapkan oleh Koordinator SRPB Jatim Rachmad Subekti Kimiawan.
“Sekitar 75 persen dari 120 peserta yang hadir adalah dari kaum milenial. Hal ini menjadi perhatian kami karena sebagai upaya regenerasi dan akan semakin banyak orang yang akan mendapatkan informasi tentang masalah kebencanaan,” ungkapnya.
Tema AINR kali ini adalah Peningkatan Kapasitas Relawan Penanggulangan Bencana (PB) dengan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Menurut Wawan, panggilan akrab Rachmad Subekti Kimiawan, materi PPGD telah diulang sebanyak 4 kali. Hal ini bukan tanpa alasan.
“Ini sengaja dilakukan mengingat dalam kondisi gawat darurat relawan harus benar-benar dibekali skill PPGD, karena melihat paramedis dan tim medis jumlahnya tidak sebanyak relawan,” jelasnya.
Rachmad Subekti Kimiawan juga menyampaikan terima kasih kepada BPBD Jatim yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Ia berharap ke depannya kemitraan ini akan terus dijaga dan ditingkatkan. Dia juga ,menambahkan bahwa kegiatan AINR ini bisa dilakukan di daerah-daerah lain agar pengetahuan yang diberikan bisa merata dan neluas.
Sedangkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (Kabid PK) BPBD Jatim Bige Agus Wahjuono menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan semacam ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat SRPB Jatim selama ini telah bersama-sama dengan BPBD dalam proses penanggulangan bencana. “Pesan dari Bapak Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bahwa terkait kegiatan-kegiatan rekan-rekan relawan akan terus didukung dan difasilitasi,” kata Bige yang sekaligus membuka kegiatan ini.
Dalam AINR ini, materi pertama diberikan oleh Mirta Krisna Setiawan dari PMI Kota Surabaya tentang dasar-dasar pertolongan pertama. Kemudian materi kedua terkait perdarahan, pembalutan dan pembidaian disampaikan Putra dari Korps Sukarela (KSR) PMI Kota Surabaya. Sedangkan materi kedaruratan medis diberikan dr Bisyamsi.
Kemudian dilanjutkan dengan materi praktik bersama terkait pertolongan pertama pada korban, pembebatan, dan pembidaian pada luka terbuka dan tertutup. Sedangkan praktik resusitasi jantung paru (RJP) disampaikan oleh Dini Prasetyo Wijayanti dan fasilitator dari Orbital Poltekkes Kerta Cendekia, Sidoarjo.
Dalam sesi praktik bersama ini, seluruh peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Sehingga mereka bisa lebih memahami materi dan praktik yang disampaikan oleh fasilitator.(k-tj)