Gerbang Nusantara News

Sosial Politik

PENDIDIKAN

WISATA

Foto

Video

02 Desember 2025

Bakti DPUTR Gresik Bersama Warga Mojogede, Wujud Infrastruktur Berkeadilan


Gresik, GNN gerbangnusantaranews.com 

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik bersama warga Desa Mojogede, Kecamatan Balongpanggang, pada tanggal 2 Desember 2025, melaksanakan kerja bakti pemasangan paving di ruas Jalan Kedungsumber–Tanah Landean, tepatnya pada kilometer 1.000–1.400.  

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, anggota DPRD (Sudadi dan Ainul Yakin Tirta Saputra), Camat Balongpanggang, Kepala Desa dan perangkat desa serta tokoh masyarakat dan undang lainnya.

Aksi gotong royong ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti PU ke-80.

Kepala Dinas PUTR Kabupaten Gresik, Dhiannita Triastuti, S.T., MMT, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus berlandaskan kebersamaan.  

“Pekerjaan Umum adalah tentang Infrastruktur Berkeadilan, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju. Melalui kerja bakti bersama warga di ruas Jalan Kedungsumber–Tanah Landean, kami ingin menunjukkan bahwa pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga gerakan kebersamaan. Inilah wujud bakti DPUTR bersama masyarakat untuk mewujudkan infrastruktur yang lebih maju dan berkelanjutan,” ujarnya.  

Ia juga menjelaskan bahwa Selain kerja bakti di Mojogede, rangkaian Hari Bakti PU ke-80 juga meliputi:  

- Talkshow tata ruang bersama Kapolres, Bupati, DPRD, dan Pengadilan Negeri Gresik.  

- Pembersihan saluran dan tanggul Waduk Mentaras pada 3 Desember, termasuk pengecatan pintu air serta penanaman pohon dan rumput vetiver di tepi tanggul.  

- Pameran pembangunan di Icon Mall Gresik (5–6 Desember), dengan layanan tata ruang, perizinan, rekomendasi teknis, serta sosialisasi aplikasi pelayanan publik.  

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat, serta membangkitkan kembali budaya gotong royong yang sudah dicontohkan oleh para pendahulu kita.

“Kami ingin memastikan setiap pembangunan infrastruktur memberi manfaat nyata bagi rakyat. Dengan semangat Hari Bakti PU ke-80, kita wujudkan infrastruktur berkeadilan demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Sementara Kepala Desa Mojogede Ngadiono, saat diwawancarai menyampaikan ungkapan terimakasih kepada Pemkab Gresik melalui Dinas PUTR yang telah menyenggarakan kegiatan yang dikemas Bhakti DPUTR dengan pemasangan paving di ruas jalan Kedungsumber - Tanahlandean yang kebetulan titik tersebut berada di Desa Mojogede (jalan samping balai desa).

Ngadiono juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang hadir serta masyarakat yang Ikut serta dalam kegiatan ini, Ia juga meminta agar segala kekurangan bisa dimaklumi.

Tak hanya itu Ia berharap Pemkab terus melakukan kegiatan yang baik seperti ini karena bisa dirasakan  langsung  manfaatnya serta semua bisa memahami kondisi dilapangan atau dibawah.(wlo).

Hari Kesehatan Nasional ke-61, Wabup Alif Resmikan 8 Puskesmas Rawat Inap di Gresik


Gresik, GNN gerbangnusantaranew.com 

Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, meresmikan delapan puskesmas baru yang kini siap melayani rawat inap. Peresmian ini digelar bertepatan dengan puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Kabupaten Gresik, Rabu (2/12), bertempat di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP). Dengan tambahan ini, sebanyak 29 dari total 32 puskesmas di Gresik atau 90 persen fasilitas layanan primer telah beroperasi dengan layanan rawat inap.  

Pemkab Gresik menargetkan dalam waktu dekat 99 persen puskesmas di wilayah ini mampu melayani rawat inap. Langkah tersebut menjadi bagian dari akselerasi pemerataan akses kesehatan masyarakat, yang selama bertahun-tahun menjadi tantangan mendasar di lapangan.  

Wabup Alif menegaskan, ketersediaan layanan rawat inap bukan sekadar penambahan fasilitas, melainkan wujud nyata kehadiran negara dalam menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat.  

“Dulu masyarakat harus ke rumah sakit hanya untuk mendapatkan perawatan dasar. Sekarang 90 persen puskesmas sudah siap rawat inap. Target kita jelas, tinggal tiga puskesmas lagi dan kita targetkan 99 persen siap melayani rawat inap,” ujarnya.  

Ia menambahkan, layanan ini semakin penting karena hampir seluruh masyarakat Gresik telah tercakup dalam kepesertaan BPJS. Dengan capaian Universal Health Coverage (UHC) 100 persen, seluruh pembiayaan kesehatan ditanggung BPJS sesuai regulasi.  

“Bisa dikatakan, kalau punya KTP Gresik maka kesehatannya terjamin. Pemerintah memastikan seluruh masyarakat memegang BPJS, sehingga layanan kesehatan harus dekat, murah, dan mudah,” terangnya.  

Menurut laporan Dinas Kesehatan Gresik, sepanjang 2025 telah dilakukan berbagai program strategis, antara lain:  

- Integrasi layanan primer di seluruh 32 puskesmas.  

- Peningkatan 8 puskesmas menjadi layanan rawat inap.  

- Penguatan 1.512 posyandu.  

- Pelaksanaan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk 244.118 sasaran.  

- Implementasi sistem e-rekam medis di seluruh puskesmas.  

- Penguatan Labkesmas dan layanan ambulans dengan GPS tracking.  

Selain itu, RSUD Gresik Sehati kini menjangkau masyarakat di wilayah selatan. Dalam upaya pengendalian penyakit, Dinkes juga berhasil menemukan 2.935 kasus TBC dari 23.454 suspek.  

Momentum HKN turut diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada lembaga, tenaga kesehatan, dan sektor swasta yang berkontribusi dalam peningkatan mutu layanan kesehatan serta percepatan penurunan stunting. Beberapa penghargaan yang diberikan antara lain:  

- Ketua PKK Kabupaten Gresik, Nurul Haromaini Ali Ahmad Yani, atas peran aktif dalam penemuan prevalensi anemia remaja dan stunting.  

- Puskesmas Bungah atas capaian program CKG tertinggi.  

- RS Fathma Medika sebagai rumah sakit dengan komitmen mutu layanan terbaik.  

- Puskesmas Metatu dengan tiga penghargaan sekaligus: komitmen peningkatan mutu, tatalaksana TBC terbaik, serta penerapan aplikasi SISDMK dan RENBUT terbaik.  

- Puskesmas Alun-Alun atas capaian SPM HIV terbaik.  

- PT Petrokimia Kayaku sebagai perusahaan pelaksana program K3 perkantoran terbaik.  

- PT Semen Indonesia Persero Tbk sebagai pelaksana Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif terbaik.  

- RS Umar Mas’ud Bawean atas kepatuhan pelaporan SIRS online terbaik.  

- Puskesmas Manyar yang menerima izin operasional secara simbolis.  

Selain penghargaan lokal, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani juga menerima apresiasi dari pemerintah pusat atas keberhasilan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, sebagai pengakuan atas transformasi sistem layanan publik daerah.  

Puncak HKN ke-61 di Gresik turut diisi dengan talkshow kesehatan menghadirkan narasumber lintas bidang, serta berbagai stand pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Layanan yang tersedia meliputi pemeriksaan kesehatan, konsultasi medis, edukasi pencegahan penyakit, pelayanan BPJS, kesehatan ibu dan anak, hingga donor darah. (Red)

PSI Bogor Barat Tegaskan Dukungan Penuh untuk Kepemimpinan Presiden Prabowo, Siap Kawal Program Pro Rakyat dan Pemberantasan Korupsi



Bogor, GNN gerbangnusantaranew.com 

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Wilayah Bogor Barat menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dukungan tersebut ditegaskan sebagai komitmen untuk mengawal program-program pro rakyat serta agenda pemberantasan korupsi yang dinilai mendesak untuk terus dilanjutkan (2/12/2025).  

PSI Bogor Barat juga menyoroti maraknya konten yang berpotensi memecah belah antar pemimpin dan anak bangsa. Situasi ini, jika dibiarkan berlarut-larut, dapat menjadi bom waktu yang mengancam persatuan nasional.  

Tokoh PSI Bogor Barat, Bro Roni, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi korupsi yang semakin meresahkan. Penangkapan sejumlah pejabat publik dan tokoh politik karena kasus korupsi, menurutnya, telah membuat masyarakat semakin apatis dan kehilangan kepercayaan terhadap lembaga demokrasi. Hal ini berpotensi menimbulkan hilangnya harapan generasi muda terhadap dunia politik.  

"Jika terus dibiarkan, situasi ini akan berbahaya bagi masa depan bangsa. Kita harus mengambil langkah drastis dalam perang melawan korupsi," tegas Bro Roni.(red)


YBM PLN UIP JBTB Hadirkan Pengabdian Masyarakat di Desa Ngepung, Warga Antusias Sambut Layanan Sosial dan Edukasi


Gresik, GNN gerbangnusantaranew.com 
 

Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UIP JBTB melalui komunitas Generasi Cahaya Pintar menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Ngepung, Kecamatan Kedamean, Gresik, pada 30 November 2025. Beragam layanan sosial, edukasi, dan hiburan dihadirkan untuk anak-anak, lansia, hingga penyandang difabel, yang disambut dengan antusias oleh warga.

Kegiatan berlangsung di dua lokasi, yakni TPQ Hadzihil Mubarok dan Balai Desa Ngepung. Agenda yang digelar meliputi pembagian paket gizi, penyuluhan anti-bullying, permainan interaktif, doorprize, hingga layanan potong rambut gratis melalui program Barber Cahaya Berdaya.

Sesi penyuluhan anti-bullying menjadi salah satu kegiatan yang paling diminati. Sebanyak 120 anak mengikuti penyuluhan yang dikemas secara interaktif dengan permainan dan ice breaking, sehingga suasana terasa hidup dan penuh semangat.  

Tak kalah ramai, layanan potong rambut gratis juga mendapat sambutan hangat. Sebanyak 30 warga, mulai dari anak-anak hingga orang tua, memanfaatkan fasilitas ini. Mereka mengapresiasi program tersebut karena dinilai membantu sekaligus memberikan pengalaman baru.

Di Balai Desa, sebanyak 50 lansia dan difabel menerima paket gizi yang disertai doa bersama serta kajian ringan tentang rasa syukur. Suasana penuh kebersamaan ini menambah kehangatan acara.

Ketua panitia, Nicky Manda Kusuma, menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan yang terlibat. “Semoga kegiatan ini membawa manfaat dan kebahagiaan bagi warga,” ujarnya.  

Manajer YBM PLN UIP JBTB, Achmad Fatkhurrozi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penyaluran amanah zakat dari karyawan PLN. “Semoga apa yang disalurkan memberi manfaat bagi anak-anak, lansia, dan difabel, serta menjadi keberkahan bagi para muzakki,” tuturnya.  

Pemerintah Desa Ngepung melalui Kepala Seksi Kesejahteraan, Mubin, turut memberikan apresiasi. “Terima kasih sudah memperhatikan warga kami. Semoga menjadi amal jariyah dan bisa berkelanjutan,” ucapnya.  

Acara ditutup dengan tausiyah dari Ustaz Abd. Wakid yang mengajak warga untuk senantiasa bersyukur dan memaknai keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.  

Program pengabdian masyarakat ini menjadi wujud nyata komitmen YBM PLN UIP JBTB dalam menghadirkan manfaat bagi warga sekaligus mempererat hubungan dengan masyarakat Desa Ngepung.(k-ra)

01 Desember 2025

Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia Petakan Ekonomi Transmigrasi Tubbi Taramanu: Dari Lapangan ke Kebijakan Strategis Berbasis Ekonomi Kawasan


Polewali Mandar, GNN gerbangnusantaranew.com
Dari tanah Tubbi Taramanu, terbit harapan tentang peningkatan kolaborasi, kerja keras, dan harapan masa depan masyarakat transmigrasi. Tim 15 Universitas Indonesia (UI) – Output 3 tengah melakukan penelitian mendalam pemetaaan ekonomi kawasan transmigrasi, dengan tujuan merancang model kelembagaan yang tepat untuk memajukan ekonomi sekaligus kelembagaan lokal.

Kegiatan ini dikemas dalam FGD dan Workshop Model Kolaborasi Kawasan Ekonomi Terintegrasi Transmigrasi Tubbi Taramanu: Dari Diskusi ke Rekomendasi Kebijakan, yang diselenggarakan pada Selasa, 11 November 2025, di Kantor Kecamatan Luyo, Polewali Mandar. Acara ini merupakan bagian dari program Kementerian Transmigrasi dan Universitas Indonesia, dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar.

Dalam kegiatan ini, tim UI menggunakan pendekatan partisipatif dan berbasis pemetaan, dengan meneliti lapangan, memotret kehidupan masyarakat, dan mendokumentasikan jaringan ekonomi yang ada. Fokus penelitian mencakup struktur produksi, distribusi, perdagangan, serta interaksi antar lembaga ekonomi lokal, seperti kelompok tani, koperasi, BUMDes, UMKM, dan UKM.


Aghnia Sahala Riski, membagikan pengalamannya secara dramatis: “Di lapangan, kami merasakan langsung keterbatasan fasilitas dan teknologi. Kami juga menemukan tantangan berupa kurangnya sinergi, kolaborasi, dan etos kerja di beberapa kelompok masyarakat. Semua ini memberi kami perspektif nyata dalam memetakan ekonomi lokal dan merancang kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya masyarakat kawasan transmigrasi Tubbi Taramanu,” ujarnya.

FGD dan workshop ini menjadi momen krusial untuk menyatukan berbagai pihak, dari Pemerintah Daerah, 24 desa, kelompok tani, koperasi, BUMDes, UMKM, UKM, hingga seluruh masyarakat transmigrasi, untuk mensinkronkan model kelembagaan ekonomi. Dengan kolaborasi ini, langkah-langkah kecil yang dirumuskan dalam diskusi diharapkan menjadi pijakan bagi kebijakan besar yang berkelanjutan, memperkuat ekonomi lokal, dan memajukan budaya transmigrasi.


Acara ini tidak hanya menghasilkan rekomendasi kebijakan, tetapi juga membuka pemahaman baru tentang interaksi sosial dan budaya yang membentuk ekonomi masyarakat. Pemetaan yang dilakukan menunjukkan potensi lokal yang bisa dikembangkan, mulai dari komoditas unggulan, sistem produksi berbasis komunitas, hingga mekanisme distribusi yang lebih efisien.

“Dari diskusi lahir rekomendasi, dari kolaborasi tumbuh kemandirian,” kata ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, Mohammad Ridha. Dengan pemetaan ekonomi berbasis lapangan, kawasan Tubbi Taramanu diproyeksikan menjadi laboratorium sosial-ekonomi yang hidup, produktif, dan inovatif, contoh nyata integrasi antara sosial dan pembangunan ekonomi.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pemajuan ekonomi dan sosial tidak bisa dipisahkan, dan kolaborasi kelembagaan yang tepat akan menjadi fondasi bagi masa depan kawasan transmigrasi yang berjejaring, berkelanjutan, dan berdaya saing

Pendekatan Partisipatif Jadi Pilar Kajian Ekspedisi Patriot UI di Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu


Polewali Mandar, GNN gerbangnusantaranew.com
 

Upaya memperkuat struktur ekonomi di Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu mendapat perhatian khusus melalui kegiatan dialog pembangunan yang diprakarsai Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI). Kegiatan ini mempertemukan pemangku kepentingan dari pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat di 24 desa yang tersebar pada tiga kecamatan Tubbi Taramanu, Luyo, dan Bulo untuk menyusun arah pengembangan kawasan berbasis partisipasi warga, 11 November 2025.

Dalam forum tersebut, para narasumber memaparkan pandangan mengenai arah pembangunan kawasan transmigrasi yang menekankan kolaborasi antaraktor. Muhammad Asdar dari Universitas Hasanuddin menyoroti pentingnya memperkuat koordinasi dan berbagi peran dalam tata kelola ekonomi desa. Dari sisi pemerintah daerah, Basri dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM menekankan perlunya peningkatan daya saing produk lokal melalui proses hilirisasi yang terstruktur dan terencana.


Tim Ekspedisi Patriot UI turut memaparkan hasil awal kajian mereka mengenai desain kolaborasi kelembagaan ekonomi. Dipimpin oleh Mohammad Ridha bersama anggota Levi Nur Cahyani, Sri Diaskandhi, Aghnia Sahala Rizky, dan Sabrina Aprilianingrum, penelitian ini memotret dinamika ekonomi desa, kapasitas sumber daya manusia, hingga potensi integrasi rantai nilai komoditas antarwilayah di kawasan Tubbi Taramanu. Temuan awal tersebut menjadi dasar untuk merumuskan langkah pemajuan ekonomi yang lebih terarah.

Agenda ini juga dihadiri oleh seluruh kepala desa dari kawasan transmigrasi, perwakilan BUMDes dan UMKM, kelompok tani, koperasi desa, serta warga transmigrasi dari berbagai Satuan Permukiman. Diskusi berlangsung terbuka, mencerminkan proses pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam penyusunan peta jalan ekonomi kawasan.


Kehadiran akademisi dari Universitas Al-Asyariah Mandar, Universitas Sulawesi Barat, serta tim ekspedisi dari UNPAD, IPB, ITB, dan UGM turut memperluas perspektif forum. Pendekatan lintas kampus ini memberi peluang untuk membandingkan pengalaman pengembangan kawasan transmigrasi di daerah lain dan menarik praktik baiknya untuk diterapkan di Tubbi Taramanu.

Sepanjang diskusi, menguat pemikiran bahwa kawasan transmigrasi tidak bisa dipandang sebagai desa-desa yang berjalan sendiri-sendiri, melainkan jaringan ekonomi yang saling bergantung. Penguatan kapasitas kelembagaan, peningkatan produksi komoditas unggulan, serta penyusunan strategi pemasaran bersama menjadi beberapa isu yang mengemuka.

Sebagai penutup, Sri Diaskandhi, anggota Tim Ekspedisi Patriot UI, menyampaikan pendekatan yang digunakan timnya

“Melibatkan masyarakat secara aktif membuat pemetaan ekonomi menjadi lebih akurat dan hidup. Dari sini, kami dapat merumuskan desain kelembagaan ekonomi kawasan Tubbi Taramanu yang benar-benar berangkat dari realitas, bukan sekadar asumsi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa model partisipatif memberi ruang bagi kawasan transmigrasi untuk memperkuat kapasitasnya sendiri dan membangun strategi pemajuan ekonomi yang lebih mudah dijalankan.

Tim Ekspedisi Patriot UI Dorong Sinergi Kawasan Transmigrasi: Merumuskan Model Kolaborasi Kelembagaan Ekonomi Terintegrasi Tubbi Taramanu


Polewali Mandar, GNN gerbangnusantaranew.com

Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu di Kabupaten Polewali Mandar menjadi ruang penting dalam penyusunan arah pembangunan berbasis kolaborasi ketika Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) menghimpun aspirasi dari 24 desa yang berada di tiga kecamatan—Tubbi Taramanu, Luyo, dan Bulo. Forum tersebut menjadi momentum penyelarasan pemahaman antara pemerintah daerah, masyarakat, dan akademisi mengenai penguatan kelembagaan ekonomi kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan, 11 November 2025.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari akademisi dan pemerintah daerah. Muhammad Asdar, Guru Besar Universitas Hasanuddin, memaparkan konsep kolaborasi ekonomi dan kebijakan publik dengan menekankan pentingnya tata kelola yang inklusif dan melibatkan banyak pihak secara seimbang. Dari sisi teknis, perwakilan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Polewali Mandar, Basri, menyoroti penguatan hilirisasi produk lokal sebagai langkah strategis meningkatkan nilai tambah komoditas di desa.


Bagian utama forum ditandai dengan pemaparan hasil awal penelitian Tim Ekspedisi Patriot UI yang dipimpin oleh Mohammad Ridha bersama anggota Levi Nur Cahyani, Sri Diaskandhi, Aghnia Sahala Rizky, dan Sabrina Aprilianingrum. Melalui penelitian bertajuk “Desain Model Kolaborasi Kelembagaan Ekonomi Lokal Terpadu di Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu”, tim memetakan rantai nilai komoditas, kapasitas sumber daya manusia, dinamika kelembagaan desa, serta peluang integrasi ekonomi antarwilayah. Paparan ini disampaikan oleh Levi Nur Cahyani sebagai perwakilan tim peneliti.

Dalam penjelasannya, Levi menegaskan bahwa pembangunan kawasan transmigrasi hanya dapat berjalan efektif apabila seluruh unsur bergerak secara terpadu.


“Sinergi adalah kunci. Kawasan ini harus dibangun sebagai satu kesatuan, bukan berdiri sendiri-sendiri. Keberhasilan ekonomi kawasan transmigrasi hanya dapat dicapai apabila seluruh elemen bergerak secara terhubung,” ujarnya.

Forum tersebut dihadiri oleh seluruh kepala desa dari 24 desa di tiga kecamatan, bersama perwakilan BUMDes, koperasi desa, UMKM, kelompok tani, dan warga transmigrasi. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan itu memberikan ruang bagi penyampaian persoalan nyata di lapangan langsung kepada akademisi dan pemerintah daerah. Beragam kelompok tani dan BUMDes—seperti Gotong Royong Pussui, Usaha Bersama Batupanga Daala, Boyang Panda Ratte turut hadir dan menuliskan aspirasi kondisi aktual mengenai produksi, pasar, dan tantangan kelembagaan desa.

Pertemuan tersebut mengundang juga tim ekspedisi dari Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gajah Mada, serta juga diikuti akademisi dari Universitas Al-Asyariah Mandar, Universitas Sulawesi Barat. Kehadiran lintas kampus itu memperkaya analisis dan memberi perspektif luas mengenai pengembangan kawasan transmigrasi sebagai model ekonomi terintegrasi di masa depan.


Dari sesi diskusi, mengemuka kesepahaman bahwa Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu perlu dipandang sebagai satu ekosistem ekonomi yang saling terhubung. Integrasi rantai nilai produksi, penguatan kelembagaan desa, peningkatan kapasitas SDM, hilirisasi komoditas lokal, serta pembentukan jejaring pasar menjadi fokus penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan.

Forum tersebut menegaskan bahwa pembangunan kawasan transmigrasi tidak dapat berjalan parsial. Ia menuntut kolaborasi erat antara masyarakat, pemerintah daerah, dan akademisi. Melalui penyelarasan aspirasi dan temuan awal penelitian, arah pembangunan Tubbi Taramanu diharapkan dapat dirumuskan secara lebih terukur, berkelanjutan, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Dari kawasan transmigrasi Tubbi Taramanu, arah baru pembangunan kawasan transmigrasi semakin nyata dan terarah.

TIM EKSPEDISI PATRIOT UI SOROTI DUA MODEL TRANSMIGRASI: WARISAN KOLONIAL WONOMULYO DAN PEMBANGUNAN KAWASAN TUBBI TARAMANU


Polewali Mandar,GNN gerbangnusantaranew.com
Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia menyoroti secara mendalam dinamika kelembagaan ekonomi di kawasan transmigrasi Tubbi Taramanu, sebuah wilayah yang menjadi contoh transmigrasi kawasan modern sesuai Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2016. Dalam tinjauan lapangan ini, tim menyaksikan perbedaan kontras antara konsep transmigrasi modern yang dirancang Pemerintah Republik Indonesia dan model transmigrasi masa kolonial di Wonomulyo yang telah membentuk ketahanan sosial-budaya lintas generasi, 30 November 2025.

Di Wonomulyo, jejak transmigrasi kolonial masih terpelihara kuat. Permukiman transmigran Jawa yang terbentuk sejak era Hindia Belanda kini dihuni oleh generasi ketiga dan keempat yang tetap mempertahankan bahasa, gastronomi, serta seni tradisi seperti kuda lumping. Ruang budaya yang lahir secara organik ini tumbuh sebagai melting pot yang terbentuk bukan karena desain kebijakan, melainkan karena kemampuan masyarakat mencipta harmoni dalam perjumpaan antaridentitas. Akulturasi berjalan secara alamiah, menghasilkan perkampungan Jawa yang tetap hidup, membaur, namun tidak kehilangan akar.


Berbeda jauh dari itu, Tubbi Taramanu menjadi cerminan bagaimana transmigrasi di era modern bergerak dalam kerangka pembangunan ekonomi. Kawasan ini dirancang sebagai titik pertumbuhan baru di mana BUMDes, koperasi, kelompok tani, dan kelembagaan lokal lainnya menjadi pilar utama. Transmigrasi di Tutar bukan sekadar perpindahan penduduk, tetapi sebuah strategi untuk menata ekonomi desa secara terencana dan berkelanjutan. “Tim Ekspedisi Patriot UI menekankan bahwa penelitian kami berfokus pada bagaimana penguatan model kelembagaan ekonomi bekerja dalam membangun integrasi sosial serta memperkuat ekonomi masyarakat,” ujar Mohammad Ridha.

Konfigurasi demografi di Tutar juga mencerminkan paradigma baru transmigrasi. Jika Wonomulyo didominasi pendatang dari Jawa, Tutar justru memiliki komposisi berbeda: penduduk lokal Mandar lebih banyak, sementara para transmigran dari luar daerah hadir dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan demikian, melting pot di Tutar bertumpu pada kolaborasi ekonomi dan kerja sama kelembagaan, bukan pada homogenitas etnis. Identitas kolektif tumbuh perlahan melalui aktivitas produksi, perdagangan, dan jaringan sosial baru yang dibentuk dalam kerangka kebijakan pembangunan kawasan.


Tim Ekspedisi menemukan bahwa kedua kawasan ini dapat menjadi pembelajaran tentang kekuatan kelembagaan ekonomi dari akar rumput, agar menjadikan keberhasilan transmigrasi. Meskipun dalam konteks berbeda: Wonomulyo berhasil karena akulturasi budaya yang tumbuh alami, sedangkan Tubbi Taramanu diharapkan dapat berhasil karena penguatan kelembagaan ekonomi yang menjadi fondasi pemajuan wilayah. Perbandingan ini memperlihatkan evolusi transmigrasi Indonesia dari model kolonial berbasis permukiman tunggal menuju transmigrasi kawasan yang terintegrasi dan berorientasi pada pembangunan ekonomi modern.

Tinjauan lapangan ini dilaksanakan oleh Tim Output 3 Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Ridha, A.Md., S.Sos., M.Si., bersama para anggota Levi Nur Cahyani, S.Hum., M.Hum., Sri Diaskandhi, S.Hum., Aghnia Sahala Rizky, dan Sabrina Aprilianingrum. Melalui kegiatan ini, tim menegaskan pentingnya membaca kembali sejarah transmigrasi untuk memahami bagaimana kebijakan masa kini dapat memperkuat identitas, ekonomi, dan masa depan kawasan transmigrasi seperti Tubbi Taramanu.

30 November 2025

TIM EKSPEDISI PATRIOT UI MELIHAT DEKAT JEJAK KUATNYA KEBUDAYAAN TRANSMIGRAN JAWA DI SULAWESI BARAT


Polewali Mandar, GNN gerbangnusantaranew.com
 

Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia melakukan tinjauan lapangan terhadap ketahanan kebudayaan masyarakat transmigran Jawa di Sulawesi Barat, dan mendapati bahwa keberhasilan transmigrasi tidak hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi juga dari kemampuan masyarakat mempertahankan identitas budaya yang mereka bawa. Salah satu simbol ketahanan itu tampak nyata melalui kelompok kesenian Turonggo Wahyu Budoyo (TWB) yang diprakarsai oleh Supriyono, dengan anggota mencapai 40 orang, menjadi pusat kebudayaan Jawa yang tetap hidup di tanah Sulawesi, 29 November 2025.

Bagi para transmigran Jawa, Sulawesi bukan sekadar tempat membuka lahan baru atau memperbaiki taraf hidup. Sulawesi adalah ruang untuk hidup kembali sebagai orang Jawa membawa budaya, kebiasaan, bahasa, dan dunia simbolik mereka, lalu menanamkannya di tanah baru hingga tumbuh menjadi warisan antargenerasi. Kesenian kuda lumping yang dimainkan oleh TWB tidak hanya menjadi hiburan; ia adalah penanda identitas, penegas sejarah migrasi, dan medium penyatu komunitas.

Dalam kunjungannya, Tim Ekspedisi Patriot UI menyaksikan bagaimana TWB menjadi wadah ketahanan kultur serta berfungsi sebagai kelembagaan ekonomi-budaya yang hidup, yang memastikan tradisi Jawa tidak hanya lestari, tetapi juga berdaya secara sosial dan ekonomis. Melalui TWB, tim belajar bagaimana suatu kebudayaan bisa bertahan karena tiga unsur yang berjalan berdampingan: sumber daya manusia yang stabil, penerimaan masyarakat setempat terhadap identitas budaya Jawa, dan tata kelola kelompok yang efektif. Semua unsur ini menciptakan jaringan supply–demand sosial—kebutuhan akan hiburan, kecintaan pada tradisi, hingga fleksibilitas dalam memadukan budaya yang membuat TWB tetap diminati, diberdayakan, dan dihormati.

Di kampung Jawa di Sulawesi Barat, kesenian kuda lumping bukan artefak masa lalu, melainkan tradisi yang masih dihidupi oleh generasi ketiga dan keempat. Para keturunan transmigran tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif yang menjaga ritme sosial-komunal desa. Identitas mereka dibentuk oleh akar Jawa sekaligus oleh pembauran dengan budaya Mandar, Bugis, Toraja menciptakan bentuk akulturasi yang unik dan terus berkembang.

Ketahanan budaya itu juga tercermin dari dunia kuliner. Dalam keseharian, warga keturunan Jawa masih mempertahankan gastronomi khas Jawa Timur seperti rempeyek dan oseng-oseng daging, tetapi bersanding dengan kuliner Mandar seperti pupuq. Perpaduan rasa ini memperlihatkan bahwa transmigrasi menghasilkan bukan sekadar perpindahan penduduk, tetapi juga pembentukan ruang budaya baru berbasis adaptasi dan kreativitas.

Anggota Tim Ekspedisi Patriot, Sabrina Aprilianingrum, menegaskan pentingnya dimensi budaya dalam memahami transmigrasi. “Melihat Turonggo Wahyu Budoyo membuat kami paham bahwa transmigrasi tidak hanya memindahkan penduduk, tetapi juga memindahkan ingatan budaya. Di sini, generasi ketiga dan keempat Jawa tetap menjaga identitas mereka dengan cara yang sangat hidup. Bagi kami, ini adalah bukti bahwa kebudayaan bisa bertahan karena ada kebanggaan, ada ruang sosial yang menerima, dan ada komunitas yang terus merawatnya,” ujarnya.

Bahasa pun menjadi pilar penting dalam mempertahankan identitas. Meskipun tingkatan bahasa Jawa krama tidak lagi dikuasai generasi muda, bahasa Jawa ngoko tetap menjadi bahasa interaksi sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar. Hal ini menjadi bukti bahwa transmigrasi bukan hanya memindahkan tubuh, tetapi juga memindahkan bahasa yang terus hidup dalam ruang domestik dan sosial.

Tim Ekspedisi Patriot UI yang terdiri dari Mohammad Ridha, Levi Nur Cahyani, Sri Diaskandhi, Aghnia Sahala Rizky, dan Sabrina Aprilianingrum menilai bahwa keberhasilan transmigrasi Jawa di Sulawesi Barat tidak hanya dilihat dari kemajuan ekonomi, tetapi juga dari kemampuan masyarakat menciptakan ruang budaya yang terus bertahan. Kekuatan komunitas ini bukan hanya pada tangan-tangan yang membuka sawah dan kebun, tetapi juga pada kemampuan mereka menjaga identitas, kebanggaan, dan warisan budaya di tanah rantau, serta membangun kelembagaan budaya seperti TWB yang tetap hidup dan memberi manfaat sosial-ekonomi bagi warganya.

Pemkab Gresik Raih Predikat “Menuju Informatif” pada KI Award 2025


Bojonegoro, GNN gerbangnusantaranew.com
 

Pemerintah Kabupaten Gresik kembali meneguhkan komitmennya dalam memperkuat keterbukaan informasi publik. Pada Malam Anugerah Keterbukaan Informasi Publik (KI Award) 2025 yang digelar di Hotel Aston Bojonegoro, Sabtu (29/11), Pemkab Gresik berhasil meraih penghargaan sebagai Badan Publik Kategori Menuju Informatif.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahurrahman. Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Gresik memperoleh nilai 89,67, sehingga masuk dalam jajaran kabupaten/kota dengan predikat Menuju Informatif.

KI Award merupakan puncak dari rangkaian Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Publik yang digelar setiap tahun. Proses monev meliputi verifikasi website resmi, pengecekan kelengkapan dokumen, inovasi layanan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), hingga wawancara klarifikasi oleh tim penilai.

Sekda Gresik Achmad Washil Miftahurrahman menegaskan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh perangkat daerah.  

“Kami bersyukur karena tahun sebelumnya Gresik belum berhasil meraih penghargaan ini. Tahun ini kita bisa naik ke kategori Menuju Informatif. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan nyata dalam layanan PPID dan komitmen seluruh perangkat daerah,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa peningkatan keterbukaan informasi publik akan terus dilanjutkan.  

“Target kami tahun depan jelas: naik dari Menuju Informatif menjadi Informatif. Kami akan memperkuat pembaruan informasi, menyempurnakan SOP layanan PPID, dan memastikan masyarakat lebih mudah mengakses informasi yang mereka butuhkan,” tegasnya.

Dengan nilai 89,67, Kabupaten Gresik dinilai telah memenuhi sebagian besar indikator keterbukaan informasi, terutama terkait ketersediaan dokumen, konsistensi pembaruan informasi, serta respons PPID terhadap permohonan informasi.

Pemkab Gresik berkomitmen untuk terus meningkatkan inovasi dan kualitas layanan informasi publik sebagai bagian dari upaya mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan melayani masyarakat.(red)

Rapat Koordinasi Forkopimcam Balongpanggang Bahas Finalisasi Lahan Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP)


Gresik, GNN gerbangnusantaranew.com

Pada Selasa malam, 25 November 2025, Forkopimcam Balongpanggang menggelar rapat koordinasi khusus bersama para Kepala Desa se-Kecamatan Balongpanggang di pendopo kecamatan. Agenda utama rapat adalah membahas finalisasi lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di masing-masing desa. Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan dihadiri Forkopimcam Balongpanggang, seluruh Kades se-Kecamatan, serta perwakilan dari Diskoperindag Kabupaten Gresik. 

Saat membuka dan memimpin rapat Plt. Camat Balongpanggang, Nur Salim menyampaikan point penting yang perlu difahami bersama yakni

- Menekankan pentingnya sinkronisasi persiapan lahan yang akan dijadikan gedung atau sarana KDMP. 

Meminta setiap desa melaporkan kondisi lahan apa adanya, termasuk jika terdapat kendala, agar segera dicari solusi terbaik. 

Menegaskan bahwa gedung KDMP yang nantinya dibangun akan menjadi aset desa, bukan milik pemerintah kabupaten atau pihak lain. 

Berharap proses finalisasi lahan dapat segera rampung sehingga pembangunan bisa segera dimulai. 

Sementara itu Danramil Balongpanggang Letda Inf Davis Koko Hartopo, pada kesempatan tersebut

-Menjelaskan bahwa pembangunan sarana KDMP merupakan bagian dari program pemerintah yang harus segera direalisasikan. 

-Mengingatkan agar laporan lahan disampaikan secara jujur dan sesuai kondisi di lapangan. 

-Jika laporan disetujui, maka pembangunan akan segera dilaksanakan. 

-Memohon kerja sama dari para kepala desa agar pelaksanaan program berjalan sesuai harapan. 

Pada kesempatan yang sama Ketua PKDI Balongpanggang, Siswadi menyampaikan beberapa hal antara lain :

-Mengingatkan desa untuk melaporkan kondisi lahan, baik yang tersedia maupun yang tidak ada. 

-Menekankan adanya batas waktu (deadline) sehingga desa harus serius dalam menyampaikan laporan agar pembangunan bisa segera dilakukan sesuai tahapan. 

-Secara teknis, desa diminta tetap membantu demi kelancaran proses pembangunan. 

-Menegaskan bahwa karena ini merupakan program nasional, semua pihak harus bersungguh-sungguh. Jika tidak, maka desa yang tidak siap akan ditinggalkan dari program. 

Dengan rapat koordinasi ini, diharapkan seluruh desa di Kecamatan Balongpanggang dapat segera menyelesaikan laporan lahan masing-masing. Finalisasi lahan menjadi langkah krusial agar pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dapat berjalan lancar, tepat waktu, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa.(eli)

28 November 2025

MUNGGUGIANTI REMBUK : Momentum Perkuat Kebersamaan dalam Membangun Desa dihadiri Anggota DPRD Gresik Sudadi


Gresik,, GNN gerbangnusantaranew.com
Pemerintah Desa Munggugianti, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, menggelar agenda Rembuk Wilayah RW 002 sebagai wadah semi-formal bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan gagasan pembangunan, 28 November 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung PAUD Desa Munggugianti pada Jumat malam ini dimulai pukul 19.00 WIB hingga selesai. Forum rembuk diharapkan menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah desa dan warga, sehingga setiap program pembangunan dapat berjalan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat.  

Ketua RW 002, Rateno, menyampaikan bahwa agenda telah diinformasikan sebelumnya, namun tingkat kehadiran warga masih belum maksimal. Ia berharap hal tersebut dapat dimaklumi dan tidak mengurangi semangat kebersamaan.  

Dalam kesempatan ini, Kepala Desa Munggugianti, Fathur Rozi, S.Sos, menegaskan bahwa:  

- Rembuk wilayah menjadi pelengkap pembangunan yang sudah berjalan merata.  

- Forum ini penting untuk menampung masukan yang mungkin terlewat, tidak hanya terkait infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat yang sangat diperlukan.  

Sementara itu, Anggota DPRD Gresik, Sudadi, S.E., M.M., yang juga merupakan anggota Komisi IV DPRD Gresik, turut hadir dan memberikan pemaparan. Ia menyampaikan beberapa hal penting, di antaranya:  

- Penjelasan mengenai tugas dan fungsi Komisi IV DPRD Gresik.  

- Sosialisasi Program Gresik Soya, yaitu aplikasi digital yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Sosial untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Program ini berfungsi sebagai sistem pendataan terpadu berbasis 21 indikator lokal, sehingga data penerima bantuan sosial lebih akurat, transparan, dan mudah diperbarui. Dengan adanya Gresik Soya, penyaluran bansos diharapkan tepat sasaran, warga miskin yang belum terdata bisa segera ditambahkan melalui musyawarah desa (musdes), dan warga yang sudah mampu dapat dicoret sesuai regulasi lima tahun.  

- Mekanisme penambahan maupun pencoretan data penerima manfaat bansos melalui musdes yang kemudian diajukan ke dinas terkait.  

- Permasalahan ketenagakerjaan, termasuk perda yang mendukung penyerapan tenaga kerja lokal Gresik.  

- Pentingnya mitigasi bencana sebagai langkah antisipasi bersama.  

- Ajakan kepada masyarakat untuk tetap semangat dan bersabar menghadapi pengurangan anggaran dari pusat, termasuk kemungkinan adanya penundaan program.  

Sudadi menekankan bahwa kebersamaan dan keterlibatan masyarakat sangat penting dalam menentukan arah pembangunan desa. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah desa dan warga, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih maju, harmonis, dan sesuai dengan harapan bersama, pungkasnya sembari apresiasi atas kegiatan ini karena tidak semua desa menyelenggarakan, Ia juga apresiasi atas capaian pembangunan di Desa Munggugianti yang luar biasa.

Agenda rembuk wilayah ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komunikasi, memastikan suara masyarakat benar-benar menjadi dasar dalam setiap kebijakan pembangunan, serta meneguhkan komitmen bersama menuju Desa Munggugianti yang lebih baik.(wlo)

EKBIS

POTRET DESA

TNI