Qosidah Rebana Hilwa Awi Ponpes Alkarimi Raih Juara 2 Nasional LASQI Nusantara Fest 2025 di Bogor
Gresik, GNN gerbangnusantaranew.com
Perjuangan panjang menempuh perjalanan jauh ke Kota Bogor, Jawa Barat, berbuah manis bagi para santri remaja Pondok Pesantren Alkarimi Tebuwung Dukun Gresik. Grup Qosidah Rebana Hilwa Awi berhasil meraih prestasi membanggakan dengan menyabet Juara 2 Nasional dalam ajang bergengsi LASQI (Lembaga Seni Qosidah Indonesia) Nusantara Fest 2 tahun 2025 yang digelar di Bogor, Jawa Barat.
Dengan bekal mental juara dan penuh kepercayaan diri, Hilwa Awi tampil gemilang di panggung nasional. Grup ini merupakan kelompok Qosidah Rebana Klasik milik Ponpes Alkarimi yang beranggotakan para pelajar MTs dan MA sekaligus santri aktif. (7/12/2025)
Hj. Afiyah Wijirahayu, akrab disapa Neng Yayuk, selaku pembina sekaligus pelatih Hilwa Awi, menyampaikan rasa syukur mendalam atas pencapaian tersebut. “Alhamdulillah, perjuangan anak-anak yang luar biasa melelahkan akhirnya berbuah manis. Mereka mampu membawa nama harum Jawa Timur dan Ponpes Alkarimi. Momen ini menjadi ilmu yang penuh hikmah dan maslahat, sekaligus inspirasi untuk meraih kesuksesan di bidang seni lainnya seperti Tilawatil Qur’an, Kaligrafi, dan Khathatah,” ujarnya.
Neng Yayuk menambahkan, santri Ponpes Alkarimi diharapkan memiliki bakat multi talenta. “Kita tidak tahu bidang apa yang kelak dibutuhkan masyarakat. Karena itu, kami bersemangat memberikan ilmu seni rebana klasik agar menjadi bekal yang bermanfaat,” jelasnya.
Sebagai pengasuh Ponpes Putri Alkarimi, ia menekankan bahwa Allah mengangkat derajat hamba-Nya melalui jalan yang berbeda, selama semua ekspresi diniatkan Li’illah Kalimatillah sebagai syiar agama Islam.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seni Qosidah Rebana Klasik tetap eksis dan digandrungi remaja. Inovasi yang dipadukan dengan gerakan indah, improvisasi pukulan, serta perpaduan musik keroncong dan pop menjadikan penampilan semakin menarik, tanpa keluar dari koridor fiqih. “Walaupun persiapan hanya kurang dari satu bulan, ditengah padatnya kegiatan pondok dan sekolah, Hilwa Awi tetap mampu membawa nama harum,” ungkapnya penuh syukur.
Pada akhirnya, tujuan utama seni Qosidah adalah menjadikannya sebagai washilah untuk menyiarkan agama Islam melalui nada dan dakwah yang sarat pesan moral serta kebaikan. “Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat,” tutup Neng Yayuk dengan penuh optimisme. (Syafik Hoo)













