Pemerintah Desa Kedungsumber Sukardi mengatakan sangat mendukung dan mengapresiasi program satu desa dua sarjana. Program ini menciptakan sarjana-sarjana dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Nantinya akan memajukan desanya masing-masing dan akan menjadikan desa yang maju “desa rasa kota” dengan mengoptimalkan potensi desa,” ungkapnya.
Sukardi juga menjelaskan, bahwa kami juga melakukan musyawarah dusun untuk menyerap aspirasi guna menggali potensi yang salah satunya melibatkan para sarjana untuk ikut musyawarah dan penetapan RKP desa. Di desa Kedungsumber sendiri ada 32 sarjana strata I dan 2 sarjana untuk strata II.
Harapan kedepanya dengan adanya beasiswa satu desa dua sarjana semoga akan menambah serta menciptakan generasi yang akan memajukan serta meningkatkan potensi desanya menjadi lebih baik.
“Ada banyak sekali potensi yang dimiliki desa Kedungsumber salah satunya adanya wisata waduk pacal, wisata gunung pelet, gunung salam petak, dan wisata religi,” terangnya.
Sementara itu data indeks desa (IDM) membangun tahun 2019 menunjukkan status desa sangat tertinggal 0 (tidak ada), desa tertinggal sebanyak 19, desa berkembang sebanyak 323, desa maju sebanyak 74, dan status desa mandiri sebanyak 3 desa.
Sedangkan di tahun 2020 ini, data IDM dengan status desa sangat tertinggal 0 (tidak ada), desa tertinggal 0 (tidak ada), desa berkembang sebanyak 210, desa maju sebanyak 171, dan desa mandiri sebanyak 38 desa.
Untuk Kecematan Temayang sendiri yang termasuk dalam status desa maju adalah Desa Kedungsumber, Pandantoyo, Ngujung, dan desa Buntalan.(abq - dmw )
