Kampanye pemilihan bupati (Pilbup) Gresik mulai menyerang bahkan terkesan membabi buta. Dalam sebuah video yang diunggah oleh grup medsos di Gresik, Calon Bupati Gresik Niat, Fandi Akhmad Yani menuding pemerintahan saat ini, saat kampanye 2010 dan 2015 memberikan uang kemudian setelah jadi Kabupaten Gresik dijual.
Dalam video berdurasi 2 menit 39 detik tersebut, Fandi Akhmad Yani berbicara di sebuah warung kopi bersama sejumlah tim kampanye Niat serta diikuti sejumlah warga. Di awal pernyataanya Fandi Akhmad Yani meminta restu kepada pengunjung warkop untuk berkontestasi dalam Pilbup Gresik Desember 2020 mendatang. Dia juga menyampaikan jargon kampanyenya yakni menawarkan perubahan.
Dalam pernyataanya kemudian, Yani menanyakan apakah warga Desa Krikilan Kecamatan Driyorejo apakah sejahtera selama 10 tahun terakhir sejak dipimpin bupati saat ini. Kemudian dijawab tidak. Salah satu warga kemudian menyeletuk, sekarang yang penting amplopnya.
Menyinggung soal amplop, pada menit ke 01.00, Yani menjelaskan, apakah warga mau diberi amplop tetapi kemudian Kabupaten Gresik dijual. "Apakah anda mau Kabupaten Gresik dijual seperti 5 atau 10 tahun yang lalu. Sekitar 5 tahun 10 tahun yang lalu anda diberi uang, lalu Kabupaten Gresik dijual. Mau atau tidak Kabupaten Gresik dijual," jelas Fandi Akhmad Yani.
Pernyataan Yani kemudian ditimpali oleh salah satu warga yang mempertanyakan, apakah benar diberi uang kemudian Kabupaten Gresik dijual. Warga lainnya berseloroh, kalau bisa dapat amplop (uang) juga Gresik tidak dijual. "Saat ini kita salah pilih, calonnya dicoblos tapi saat ini anda tidak sejahtera, benar atau tidak," timpal Yani yang mengenakan T-Shirt lengan panjang celana krem dengan songkok hitam di kepala.
Video ini ternyata sampai di meja Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto. Dia meminta pasangan calon yang sedang kampanye tidak berbicara ngawur tanpa didasari data dan fakta yang jelas. Pernyataan bahwa dalam pemilihan 5 tahun 10 tahun yang lalu, warga Gresik diberi uang juga dinilai tendensius dan tidak bisa dibuktikan kebenaranya.
"Maju dalam kontestasi pilbup semestinya berterima kasih dengan apa yang sudah diawali bupati sebelumnya. Ini kok malah menjelekkan bahkan cenderung menuduh tanpa didasari fakta. Lha saat ini kan saya tidak mencalonkan kok saya yang dijelekkan begini," kata Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.
Dikatakan, pernyataan bahwa pemerintahan 5 tahun 10 tahun lalu artinya secara tidak langsung menuduh dirinya sebagai Bupati Gresik yang menjabat sejak 2010 lalu. Selama memimpin Kabupaten Gresik, Sambari menegaskan, dirinya tidak pernah menjual Kabupaten Gresik. Yang dia lakukan adalah menawarkan investasi kepada invstor untuk membangun industri di Gresik.
"Kami tidak pernah menjual Wilayah. Tapi kami menawarkan ke investor bagaimana tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Gresik. Dan perlu dicatat, Sambari selama menjabat tidak pernah menjual Kabupaten Gresik ke asing untuk dimiliki, tetapi mengundang Investor untuk berinvestasi di Gresik," tegas Bupati Gresik.
Dikatakan, hadirnya investasi itu sudah terlihat di sektor industri, perdagangan, pariwisata. Peningkatan investasi ini secara tidak langsung mengerek pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik, menyediakan lapangan pekerjaan bagi ribuan warga Gresik serta memberi kesejahteraan bagi UMKM yang mendapatkan pasar luas bagi peningkatan pendapatan domestik bruto atau PDRB di Kabupaten Gresik.
Lebih lanjut dia, dirinya meminta kepada pasangan calon yang berkontestasi dalam Pilbup Gresik menyampaikan realitas yang terjadi, tidak mengumbar hoaks dan ujaran kebencian. "Sebab sebelum digelar kampanye, paslon ini sudah berikrar untuk kampanye damai tanpa ada kebencian," pungkas Bupati Sambari Halim radianto.(mad)