Warga Kemuteran : Sejak Dihentikan Gus Yani, Saya Berani Suapin Anak di Luar Rumah - Gerbang Nusantara News

26 November 2020

Warga Kemuteran : Sejak Dihentikan Gus Yani, Saya Berani Suapin Anak di Luar Rumah

Gresik, gerbangnusantaranews.com Diberhentikannya aktifitas bongkar muat batubara di Pelabuhan Gresik Jasa Tama (GJT) membuat keberlangsungan hidup warga di kelurahan Kroman, Lumpur dan Kemuteran kini menjadi lebih nyaman. Salah seorang warga Kemuteran, Sulhiyah Rahmawati menuturkan, kini rumahnya menjadi lebih bersih dan hidupnya lebih sehat serta lebih tenang dibanding sebelumnya.


"Sekarang saya sudah berani nyuapin anak di luar rumah. Lantai rumah juga sudah nggak hitam pekat lagi, sehari cukup nyapu sekali. Tidak seperti sebelumnya sehari harus nyapu dan ngepel berkali-kali. Matur nuwun Gus Yani," ungkap Ibu 5 anak ini, Kamis (26/11/2020).


Tak hanya Sulhiyah Rahmawati, Warga di tiga kelurahan itu juga merasakan dampak positifnya setelah tak ada lagi aktifitas bongkar muat batu bara. Seperti diketahui pemberhentian tersebut disepakati warga dan pihak perusahaan GJT dari hasil rapat di kantor DPRD Gresik yang dipimpin oleh Gus Yani saat itu selaku Ketua DPRD Gresik.


Selama menjadi Ketua DPRD Gresik, Cabup nomor urut 2 kerap menerima demonstran dari warga yang terdampak polusi debu batubara di tiga kelurahan itu. Demonstrasi itu dilakukan warga sebanyak tiga kali di kantor DPRD Gresik. Bahkan, demonstrasi yang terakhir hingga berujung ricuh.


Para demonstran dengan massa ratusan itu menyuarakan keberatannya terkait aktifitas bongkar muat batubara di GJT. Sebab, aktifitas itu menganggu keberlangsungan hidup warga lantaran dampak polusi. Beruntung saat itu, ada langkah cepat yang diambil Gus Yani untuk memutuskan diberhentikan.


Gus Yani bercerita, para demonstran itu ia fasilitasi sebanyak tiga kali untuk mediasi di kantor DPRD Gresik,"Setelah mendengar kedua kelompok yang pro dan kontra, serta berbagai pihak atau instansi terkait, akhirnya saat itu saya sepakati untuk dihentikan. Pertimbangannya adalah kemanusiaan,"ujar Gus Yani.


Di sela-sela kampanye, Gus Yani juga menyempatkan mengunjungi wisata Bale Keling. Sebuah dermaga kayu yang viral akhir-akhir ini dan ramai dikunjungi wisatawan. Ditambahkan Gus Yani, ia  menyadari sesuatu bahwa lahir sebuah harapan baru setelah masyarakat di tiga kelurahan itu sudah terbebas dari lingkungan yang sebelumnya terdampak polusi debu selama bertahun-tahun.


"Minggu lalu saya kesana dan ngobrol dengan pihak pengelola. Tidak kurang delapan ribu pengunjung setiap bulannya yang ingin menikmati daya tarik wisata di Bale Keling. Bahkan, bulan Agustus kemarin, total pengunjung mencapai 12 ribu. Ini sebuah capaian yang menarik untuk obyek wisata baru. Namun masih membutuhkan banyak pengembangan infrastruktur dan aspek lain,"katanya sambil terus bercerita.


Tentu, lanjut Gus Yani, jumlah capaian kunjungan itu tidak hanya berdampak pada masukan tiket. Yang lebih penting adalah dampak ekonomi bagi warga sekitar. Banyak warga setempat yang berjualan makanan tradisional di sepanjang jalan sebelum loket masuk. Semakin banyak kunjungan, maka akan semakin banyak peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan. 


"Pendekatan dan filosofi inilah yang akan kami prioritaskan dalam mewujudkan Gresik Baru ke depan. Bagaimana suatu proyeksi pembangunan yang memiliki sarat dimensi pemberdayaan masyarakat. Bukan sekedar membuat landmark atau patung-patung di tengah kota dengan biaya besar tapi tak memberi dampak apapun bagi masyaraka,"tegasnya. (Tim)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda