qdxqWFisudm6DGCugNCmxTscxWj4jhGgj3sh0iWz

Yani Elbanis Penggagas Media Online Pertama di Gresik, Ternyata Belajarnya dari Ketua DPW Gerindra Jatim


Gresik, GNN
 

"Aku menulis maka aku ada", " Menulislah karena dengan menulis orang akan tahu eksistensinya,". Demikian filosofi Ahmad Yani Elbanis yang berkecimpung di dunia jurnalistik sudah 20 tahun ini, bahkan sejak mahasiswa sudah mengelola Majalah Kampus yaitu Pemred Forma di Fakultas Ushuluddin  IAIN Sunan Ampel Surabaya sekarang UINSA. 

Pria kelahiran 1976 di salah satu desa Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik ini, mengawali terjun menjadi wartawan Radar Mojokerto dan Radar Gresik Jawa Pos Group pada tahun 2000- 2003, kemudian di Harian Duta Masyarakat 2003-2006, Harian Bangsa 2007, Harian Surabaya Pagi 2008 dan Kabarpemilu.com program PSO LKBN Antara 2009. Bersamaan dengan aktif di berbagai media saat itu Yani Elbanis, tepatnya tahun 2008 sudah mengawali membuat media online beritakota.net di Gresik, di awal pertama mengenalkan media online berbasis internet saat itu tidak seperti sekarang serba mudah dan canggih lewat handphone sudah bisa diakses, saat itu masih dengan internet dari warnet ke warnet untuk update upload berita hasil laporan, investigasi dan tugas kejurnalistikan di Gresik juga berita di luar daerah seperti Surabaya, Jakarta dan Tuban serta Mojokerto atau Jombang. 

"Dulu masih langka orang mengenal media online melalui link berita yang kita tunjukkan karena tidak tahu cara aksesnya," ujar Yani Elbanis sapaan akrab Ahmad Yani Elbanis.

Mantan Ketua HMJ Tafsir Hadis Ushuluddin IAIN Surabaya ini melanjutkan, tidak seperti sekarang ini media online sudah bisa sangat mudah dialses via HP Android, semua konten berkaitan dengan IT website sudah bisa diaplikasi tapi zaman semono masih sulit karena teknologinya kurang memadai, tidak seperti sekarang ini sudah serba canggih dan banyak orang sudah mengetahui. 

Bagi Yani Elbanis yang pernah aktif di PMII Surabaya ini menjadi wartawan selain banyak bertambah ilmu juga akeh teman dengan latar belakang multi komplek, sehingga mendewasakan dalam pergaulan dan mengetahui cara menghadapi orang dari latar belakang yang berbeda budaya kulturnya. 

"Saya semasa kuliah sudah dikenalkan dunia jurnalistik oleh para senior kampus," ujar Yani Elbanis yang pernah aktif di Ta'lif Nashr PCNU Gresik era KH Husnul Huluq ini. 

Diceritakan Yani Elbanis sewaktu mahasiswa salah satunya diajari senior ilmu jurnalistik oleh Mas Sadad (H. Anwar Sadad Usman) yang sekarang menjadi Ketua DPW Gerindra Jatim juga Wakil Ketua DPRD Jatim. Saat itu Mas Sadad menjadi Pemred Forma dan Yani Elbanis sering mendapatkan tugas jurnalistik ke kampus lain seperti Yogyakarta, Malang dan Jakarta serta kampus di Surabaya. Selain itu Yani Elbanis diajari teori penulisan jurnalistik, menulis laporan membuat topik majalah serta penulisan essai juga diikutkan diklat jurnalistik di berbagai kampus Surabaya dan luar daerah, Yani Elbanis juga aktif saat itu di PPMI (Pergerakan Pers Mahasiswa Indonesia) bersama Nawardi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Surabaya (UINSA) yang sekarang menjadi Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI. 

"Saya masih ingat pertama diajak gabung di dunia jurnalistik oleh Mas Sadad, waktu itu beliau bilang ke saya kamu ikut saja jadi reporter majalah Forma, banyak manfaat misalnya kalau kamu baca buku itu butuh waktu berhari-hari bahkan sampai membaca berulangkali baru bisa paham, tapi kalau kamu mewancarai tokoh atau pengarang bukunya maka dengan cepat dapat memahami isi buku karyanya," terang Yani Elbanis yang pernah menjadi bagian Departemen Info dan Iptek PW GP Ansor Jatim kepemimpinan MH Rofiq-Muhibbin Zuhri ini dengan tersenyum. 

Selain itu dia saat ini juga mengelola media wartanu.online di bawah bendera PT Medianet Berita Kota, situs berita dikhususkan untuk menayangkan tulisan atau kegiatan warta Nahdliyin agar membudayakan tulis menulis yang sekarang ini sangat dibutuhkan, untuk menghadapi perkembangan informasi (medsos) terutama berita Hoax yang ujungnya mendiskriedkan Nahdliyin dalam mengamalkan amaliyah Aswaja (Ahlu as-Sunnah wa-Aljama'ah) yang diajarkan ulama/kyai NU, sehingga warga Nahdliyin perlu melek media online dalam medsos dengan mereka bisa menstransformasikan ke-NU-an berbentuk tulisan atau karya yang bisa enak mendidik dibaca umum. 

Dilanjutkan Yani Elbanis warga Nahdliyin itu banyak jumlahnya tapi sedikit yang bisa membuat tulisan atau karya dibaca umum, padahal sekarang sudah eranya tinggal pencel jempol tombol HP sudah bisa menulis dan dishare maka ini harus dimanfaatkan. 

"Terutama para santri yang di pondok pesantren bagaimana mereka diajari cara menulis agar kelak tidak hanya menjadi guru atau ustad bahkan kyai/ulama. Akan tetapi juga bisa menelorkan karya karya buku bisa dijadikan amal jariyah seperti para ulama kyai tempo dulu banyak dengan melahirkan buku, ini yang perlu kita galakkan hidupkan agar bisa membudaya tulis menulis," imbuhnya. 

Masih dikatakan Yani Elbanis memang setiap orang bisa mudah menulis, tapi tidak semuanya yang memenuhi standar penulisan Jurnalistik dengan Kode Etiknya UU Pers, karena itu selain perlunya mengikuti UKW (Uji Kompetensi Wartawan) dari Dewan Pers juga media online harus berbadan hukum untuk membedakan dengan dunia medsos yang setiap orang bisa membuat media online. 

"Kaedah jurnalistik dalam penulisan media harus sesuai dengan aturannya, serta media online itu harus jelas badan hukumnya, mengingat saat ini sangat banyak karena pesatnya dunia medsos sehingga orang dengan mudah membuatnya, maka kita harus bisa membedakan," pungkas Yani Elbanis yang sudah bersertifikat UKW tingkat Madya ini.(red)

Baca Juga

Related Posts