Komitmen Pesan Gurunya, Kiai Fauzi Tidak Bisa Menolak Saat Terpilih Keempat Kalinya Sebagsi PCNU Bawean - Gerbang Nusantara News

18 Desember 2022

Komitmen Pesan Gurunya, Kiai Fauzi Tidak Bisa Menolak Saat Terpilih Keempat Kalinya Sebagsi PCNU Bawean

Gresik GNN

Kiai Muhammad Fauzi Ra'uf, kembali terpilih sebagai ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean melalui pemilihan Konfercab ke-26 dengan mendapatkan 32 suara. Sedangkan Gus Ali Azhar mendapatkan 29 suara, dan satu suara tidak sah. Dari dua calon tersebut, yang mempunyai hak suara untuk memilih dari seluruh MWCNU dan ranting se-Bawean sebanyak 62 suara. Sedangkan Kiai Zubaidi Humaili, juga terpilih kembali sebagai Rais Syuriah. Pemilihan berlangsung di halaman MA Himayatul Islam, Desa Kebuntelukdalam, Kecamatan Sangkapura, Sabtu (17/12/2022) malam.

Dengan terpilihnya yang ke empat kalinya, Kiai Fauzi, panggilan akrabnya, merasa berduka karena sebenarnya ia berharap dalam konfercab kali ini ada regenerasi atau pergantian ketua PCNU Bawean. Namun, ia selalu berkomitmen dengan fatwa gurunya bahwa ketika mendapatkan amanah tidak boleh menolak.

"Bagi saya ini, innalillahi wa Inna'ilaihi raji'un, karena keinginan pribadi saya sebenarnya ada pergantian karena saya sudah lama. Tapi saya sudah kadung komitmen dengan fatwa dan nasehat dari guru-guru saya, bahwa ketika diberi amanah jangan sampai menolak, apalagi urusan NU", ungkapnya.

Ia juga merasa keberatan meski sebenarnya tidak bisa menolak atas amanah ini, karena ia sudah keempat kalinya terpilih ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean, pertama sejak periode 2002-2007, kemudian 2012-2017, 2017-2022 dan yang terakhir ini 2022-2027.

Kemudian, Kiai Fauzi, menjelaskan terkait obsesi untuk PCNU Bawean kedepannya, menurutnya tidak banyak hal-hal yang berubah, kecuali yang harus berubah yaitu merubah pola untuk menyesuaikan ketentuan yang baru Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Karena menurutnya, dalam kepemimpinan Gus Yahya banyak hal-hal yang baru, maka itu PCNU Bawean tentu harus melakukan penyesuaian.

"Jadi, untuk di Bawean ya harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang baru itu. Seperti ada ketentuan kewajiban melakukan kaderisasi secara rutin, agak berat itu. Seperti melakukan kaderisasi tingkat Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD PKPNU), Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU), dan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN-NU). Jadi kita tidak bisa santai-santai lagi, dan istilahnya harus setel kecceng", paparnya.

Disisi lain, ia mengatakan terkait tantangan di Bawean yang semakin lama juga semakin bervariasi. Hal ini tidak bisa dihindari dan harus dihadapi dan ditangani secara bersama-sama.

"Terutama terkait kehidupan keberagamaan, termasuk juga sosial keagamaan, kenakalan remaja. Dengan jenis-jenis kenakalan yang semakin lama semakin bervariasi. Dan saya kira tidak mudah untuk menghadapi itu. Tetapi masalah ini tidak bisa dihindari dan harus ditangani dan dihadapi. Dan itu perlu dukungan dari semua pihak", harapnya. (AMIN/Hoo)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda