Rhesa Yogaswara : Sociopreneur Diperlukan Stimulus Lanjutkan Guna Hadapi Ketimpangan Ekonomi Sosial di Jawa Barat - Gerbang Nusantara News

22 April 2024

Rhesa Yogaswara : Sociopreneur Diperlukan Stimulus Lanjutkan Guna Hadapi Ketimpangan Ekonomi Sosial di Jawa Barat

GNN gerbangnusantaranews.com

Dalam membangun peradaban masyarakat, harapan hidup bahagia menjadi sebuah indikator yang tidak kalah penting dalam menghadapi tantangan zaman saat ini. Di Jawa Barat, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat pada 2023 secara keseluruhan tumbuh 5 persen (yoy) (sumber: Bank Indonesia Jawa Barat). Angka tersebut sudah sangat baik, namun masih terjadi ketimpangan antar segmen masyarakat. Berbagai cara dan strategi sudah diterapkan, salah satunya adalah skema sociopreneur.

Namun untuk JAWA BARAT, masih perlu dilakukan suatu stimulus lanjutkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Rhesa Yogaswara, seorang tokoh cendekiawan dan pengusaha muda menyatakan bahwa "Kita harus mengkolaborasikan antara Pengusaha Mikro dengan Kecil, Kecil dengan menengah, menengah dengan besar, yang mengkombinasikan skema komersial dan juga skema sosial. Di samping misi profitabilitasnya, konsep sociopreneur juga mengedepankan kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar usaha. Terlebih, tantangan kebahagaiaan, indikator pendapatan per kapita secara merata menjadi harapan berikutnya bagi masyarakat Jawa Barat." ungkap Rhesa Yogaswara.

Bank Sampah yang didirikan Rhesa Yogaswara sudah berjalan lebih dari 5 tahun, dan akan diduplikasikan ke berbagai wilayah yang menjadi binaannya di Jawa Barat. "Dengan menerapkan 4 tahapan: ENGAGE, EMPOWER, ENHANCE dan ENABLE, maka Bank Sampah yang didirikan ini bisa berjalan secara MANDIRI dilakukan oleh Warga. Sampai akhirnya peningkatan kemampuan masyarakat untuk terus mengembangkan diri dan membantu anggota masyarakat yang lain, dapat berjalan secara otomatis." ungkap Rhesa Yogaswara.

Terlebih Rhesa Yogaswara yang juga merupakan Ketua Badan Kajian Strategis BPP HIPMI, Sebagaimana konferensi ASEAN YOUNG ENTREPRENEURS COUNCIL yang diselenggarakan di Medan Nov 2023 lalu, mengungkapkan bahwa "Ekonomi yang kita lakukan tentu tidak hanya terkait materi semata, namun juga yang Ramah Lingkungan (baik di darat, mamupun di laut) (GREEN ECONOMY dan BLUE ECONOMY, yang secara elektoral mengintegrasikan seluruh rantai ekonomi, dengan melibatkan secara aktif KOMUNITAS MASYARAKAT, agar terus berkelanjutan".(K-ry/WLO)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda