Menata Masa Depan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Gelar Sosialisasi dan Penguatan Wisata Desa - Gerbang Nusantara News

24 Oktober 2025

Menata Masa Depan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Gelar Sosialisasi dan Penguatan Wisata Desa


Gresik, GNN gerbangnusantaranews.com 

Dalam upaya meningkatkan kualitas tata kelola destinasi pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan bertajuk Sosialisasi dan Penguatan Wisata yang dilaksanakan di Desa Wisata Dapet, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, 23 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah provinsi untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat desa wisata dalam membangun ekosistem pariwisata yang inklusif, kreatif, dan berorientasi pada pemberdayaan lokal.

Melalui surat resmi bernomor 500.13.2/52403/118.5/2025, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, S.T., M.M.A., mengajukan permohonan kepada Kepala Desa Dapet, Sdr. Siswadi, SP, untuk menjadi narasumber sekaligus memfasilitasi tempat kegiatan. Desa Dapet juga diminta mengirimkan 50 peserta yang akan berpartisipasi aktif, sebagai bagian dari upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan wisata berbasis komunitas.

VIDEO KEGIATAN 

Berbagai ide, gagasan serta arahan dari Para Narasumber antara lain 

H. M Abdul Qodir, anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Gresik-Lamongan selaku narasumber, menekankan bahwa kreativitas dan inovasi adalah fondasi utama dalam pengembangan pariwisata, terlebih di tengah menurunnya angka kunjungan wisatawan akhir-akhir ini. Ia mendorong perencanaan yang terstruktur, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang mencakup pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM. Ia juga menyoroti pentingnya penempatan kegiatan strategis di lokasi-lokasi yang sedang dalam proses pengembangan wisata agar potensi lokal dapat segera dimaksimalkan.

Selain itu, Qodir menyinggung berbagai tantangan yang dihadapi wilayah Gresik dan Lamongan, termasuk penanganan banjir yang masih menjadi persoalan tahunan. Ia mengingatkan bahwa kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan desa harus diperkuat agar solusi yang diambil bersifat menyeluruh. Menurutnya, peredaran uang yang kini lebih banyak berputar di tingkat desa sejak era reformasi merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

dr. Nova Aulia, pemerhati pariwisata dan pengembangan UMKM, menyoroti pentingnya kolaborasi antara destinasi wisata dan pelaku usaha lokal. Ia menekankan bahwa kebersihan lingkungan, kualitas produk, dan strategi promosi digital yang mengikuti tren masa kini adalah faktor penentu keberhasilan destinasi wisata. Menurutnya, wisata yang terintegrasi dengan UMKM akan menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Lutfi Hambali, pegiat budaya dan pariwisata, mengingatkan bahwa wisata bukan hanya soal kunjungan dan hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya. Ia mendorong agar setiap destinasi wisata mampu mengangkat tradisi dan nilai-nilai lokal sebagai bagian dari daya tarik utama. Dengan begitu, wisata menjadi ruang belajar sekaligus pelestarian warisan budaya.

Dra. Anis Nurul Aini, M.M., Kabid Pariwisata Disparparekraf Kabupaten Gresik, menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan pemetaan potensi wisata secara menyeluruh untuk membentuk zona kawasan wisata yang terintegrasi. Ia menyebut bahwa pendekatan ini akan memudahkan dalam menentukan arah dan fokus program agar lebih maksimal. Selain itu, ia membuka ruang seluas-luasnya untuk peningkatan kapasitas SDM dan promosi destinasi secara sistematis.

Imam Wahyu, Ketua Pokdarwis Kabupaten Gresik, menekankan perlunya penataan kelembagaan Pokdarwis di tingkat desa. Menurutnya, struktur yang rapi akan memudahkan proses pembinaan, identifikasi potensi, dan pengambilan langkah strategis dalam pengembangan wisata desa. Ia juga mendorong agar Pokdarwis menjadi mitra aktif pemerintah dalam menyusun program-program wisata berbasis lokal.

Suasana semakin hidup saat sesi diskusi interaktif berlangsung, Sulaiman Wello pemerhati sosial dan pemberdayaan menyampaikan harapan agar even even kabupaten atau provinsi bisa ditempatkan di lokasi yang menjadi embrio keramaian atau wisata yang ada didaerah, jadi jangan di supermarket atau sejenisnya,

Lebih lanjut Ia menyampaikan harapan agar ada bimningan dan pendampingan yang serius terutama dalam peningkatan kapasitas sdm pengelola, serta perlu ada terobosan untuk memfasilitasi desa untuk mendapatkan mitra atau pihak ketiga untuk bisa melakukan lompatan lompatan dan percepatan pembangunan desa khususnya terkait wisata dan umkm.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa penguatan pariwisata tidak hanya bertumpu pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat, sinergi antar-pemangku kepentingan, dan pemanfaatan potensi lokal secara optimal. Desa Dapet pun menjadi contoh bagaimana kolaborasi  dapat menjadi kunci dalam menata masa depan pariwisata Jawa Timur..(WLO)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda